Pada saat sebelum penjajah Belanda ada sebuah kapal pedagang diwilayah pesisir gampong, yang waktu itu gampong tersebut dikenal dengan Gampong Monsinget. Oleh Nahkoda dan ABK tersebut meminta bantuan masyarakat desa setempat untuk mendorong kembali kelaut kapal mereka yang sudah terdampar itu, dan pada saat itu gampong yang berada daerah pesisir tersebut dua (2 ) gampong yaitu gampong monsinget dan desa lambateung, dengan keiklasan dan kerelaan hati masyarakat dua gampong tersebut bahu membahu mendorong kapal asing tersebut kembali kelaut, dengan semangat yang membara kedua masyarakat gampong tersebut mereka meneriakkan kata-kata ’’ kajhoe’’ yang bahasa indonesia artinya’’Dorong’’. Maka pada saat itu terjadilah pengabungan kedua desa tersebut menjadi satu gampong dan akhirnya mereka menamakan gampong mereka dengan nama gampong ’’kajhoe’’ hingga lama kelamaan huruf O dan E berubah menjadi U, maka sampai sekarang dikenal sebagai gampong ’’kajhu’’.
Pada tahun selanjutnya gampong kajhu dibagi menjadi lima dusun terdiri dari dua dusun induk yaitu dusun monsinget dan dusun lambateung yang dahulu dikenal sebutan Ummul Qura, dan yang lainnya dusun lampeurada, dusun lamseunong, dusun keude aroen, seiring tumbuhnya perekonomian dan bertambahnya penduduk maka terjadilah pemekaran dusun menjadi sebelas (11) dusun, keseluruhannya antara lain:
1. Dusun Lambateung 2. Dusun Monsinget
3. Dusun Lamprada 4. Dusun Kajhu Indah
5. Dusun Kp Meurah 6. Dusun Lamseunong Lama
7. Dusun Lamseunong Barona Jaya 8. Dusun Pola Yasa
9. Dusun Keude Aroeng 10. Dusun Mutiara Cemerlang
11. Dusun Meuriam Patah